Sempat Terjatuh, Ini yang Bikin IHSG Rebound Cepat
bapakbisnis.com – IHSG sempat jeblok, tapi rebound-nya cepat banget—khususnya di 3 September 2025. Naik 0,9% ke level 7.801,6 dari penutupan sebelumnya. Kenapa bisa begitu speed? Artikel ini kupas tuntas faktor-faktor teknis dan sentimen yang mendorong lonjakan tajam itu. Pastinya menarik buat investor maupun penggiat pasar modal!
Aktivitas Ekonomi & Kembali Normalnya Mobilitas Masyarakat
-
Masyarakat dan perkantoran kembali bergerak normal sejak Selasa, bikin optimisme kembali merebak di pasar. Menurut Rully Arya Wisnubroto (Mirae Asset), aktivitas yang meningkat tadi pagi itu jadi katalis penting buat IHSG rebound tajam.
-
Aktivitas yang mulai pulih ini bikin pasar percaya kalau ekonomi domestik tetap punya daya tahan. Begitu stok bahan konsumsi dan transportasi jalan, grading sentimen langsung naik—kalau ekonomi jalan, pasar saham pun langsung bernafas lega.
-
Bisa dibilang, ada efek “nafas panjang” pasca terpuruk—ketika pasar melihat kembali rutinitas ekonomi, psikologis investor langsung terangkat. Dan itu bisa nyeret IHSG cepat melesat.
Meredanya Aksi Jual Asing & Penguatan Rupiah
-
Laju net sell asing sempat menciut tajam—dari Rp 2,2 triliun pada hari Senin menjadi hanya Rp 331 miliar saat rebound terjadi. Ini tanda investor asing mulai kembali yakin terhadap pasar kita.
-
Dukungannya? Rupiah turut menguat, ditutup di kisaran Rp 16.400 per dolar AS—sebuah sinyal positif soal stabilitas dan daya beli rupiah.
-
Kamu tahu, rupiah kuat itu salah satu pendorong penting masuknya dana asing. Ketika outlook kurs membaik, investasi jangka pendek jadi lebih atraktif. Momentum seperti ini langsung berdampak ke IHSG.
Data Ekonomi Domestik yang Membaik & Intervensi BI
-
Data ekonomi Indonesia juga menyumbang aura positif. Rully menyebut sejumlah indikator fundamentalnya mulai meredakan kecemasan pasar, mendukung peluang pemulihan jangka menengah ke depan.
-
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) masih aktif intervensi pasar untuk menjaga kestabilan rupiah—apa pun langkahnya, pasar menganggap ini sebagai dukungan resmi ke investor.
-
Ketika semua menyatu: ekonomi membaik, kurs stabil, dan intervensi terdengar jelas, investor bisa bernapas lebih lega dan mulai berani buy back—buat dorong IHSG rebound lebih cepat.
Rebound Teknis atau Awal Pemulihan Trend?
-
Beberapa analis menganggap pemulihan ini masih bersifat technical rebound, bukan titik balik tren bearish. Hal ini karena rebound terjadi setelah koreksi tajam tanpa adanya fundamental baru yang luar biasa berubah.
-
William Hartanto (WH Project) menegaskan bahwa rebound seperti ini sudah biasa setelah penurunan signifikan. Namun volume trading masih rendah, jadi pasar belum benar-benar yakin; reboundnya bisa terbatas.
-
Ini penting diketahui: kalau rebound hanya karena teknikal, maka ada potensi koreksi lanjutan kalau tidak diikuti faktor pendukung kuat (seperti inflow asing besar atau data ekonomi sangat kuat).
Aksi Asing Korporasi Juga Turun – Biar Fokus Trading Perorangan
-
Reddit user yang diskusi soal trading halt menyimpulkan bahwa rebound itu bisa karena institusi besar mengambil uang, lalu investor lain memanfaatkan momentum.
-
Jadi, bukan hanya sentimen positif yang mendorong—ada juga dinamika distribusi saham antar pelaku kecil-menengah setelah institusi ambil posisi.
-
Ini gambarkan pentingnya market microstructure: ketika institusi mulai nyaman dan pergerakan rata-rata investor ikut, rebound bisa terbentuk walau belum stabil.
Penutup – Rebound IHSG: Momentum atau Sinyal Bangkit?
IHSG rebound cepat karena kombinasi aktivitas ekonomi yang meningkat, perbaikan sentimen asing, penguatan rupiah, data yang menggembirakan, dan intervensi BI. Tapi banyak analis bilang ini baru technical rebound—bukan tanda resmi kalau tren bearish sudah berakhir.
Jika kamu investor: tetap waspada, jangan terbawa euforia sesaat. Rebound ini adalah peluang trading jangka pendek, tapi untuk investasi jangka panjang perlu tunggu konfirmasi dari volume & fundamental yang lebih kuat.